CARA PRAKTIS BUDIDAYA BAWANG MERAH

Bawang merah (Allium cepa L. Kelompok Aggregatum) merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama sudah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas ini juga merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan konstribusi cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi wilayah.

Bawang merah (Allium cepa L. Kelompok Aggregatum) merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama sudah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas ini juga merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan konstribusi cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi wilayah

Syarat Tumbuh

Iklim

Tanaman bawang merah dapat di tanam di  dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian antara 0-1.000 meter di atas permukaan laut (dpl). Namun,  tanaman bawang merah lebih menyukai daerah dataran rendah dengan ketinggian 0-400 di atas permukaan laut (dpl). 

Tanaman bawang merah paling menyukai daerah yang beriklim kering, suhu udara yang agak panas,  tempat terbuka atau cukup terkena sinar matahari, dan tidak berkabut.  Suhu yang paling cocok untuk budidaya bawang merah adalah antara 25-32 °C dan kelembaban nisbi 50-70%.  Tetapi ujicoba pupuk D.I.Grow pada tanaman bawang merah di Saribudolok Simalungun (Sumut) pada saat Digrow Expo 2013 dan juga uji coba Digrow di Alahan Panjang (Solok, Sumbar) yang termasuk daerah dataran tinggi dengan suhu malam bisa mencapai 18°C – 22°C ternyata memberikan hasil buah/umbi yang sangat besar-besar.   

Secara umum tanah yang baik untuk ditanami bawang merah adalah tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organic atau humus, sedikit mengandung liat, dan mempunyai sirkulasi udara yang baik, sehingga dapat dengan mudah mengalirkan air, aerasi yang baik, dan tidak becek.  

Tanah yang subur dan gembur dapat mempermudah pertumbuhan umbi bawang merah sehingga umbi  yang muncul berukuran besar-besar. Tanah yang bersipat asam tidak baik untuk pertumbuhan bawang merah sehingga perlu di lakukan pengapuran.  Proses pengapuran di lakukan pada saat pengolahan tanah.

Tanah

Tanaman bawang merah memerlukan tanah berstruktur remah, tekstur sedang,  drainase/aerasi baik,  mengandung bahan organic yang cukup dan reaksi tanah tidak masam (pH 5,6-6,5). Tanah yang paling cocok untuk tanaman bawang merah adalah tanah alluvial (tanah yang terbentuk akibat aliran air sungai yang membawa top soil dari hulu yang tertimbun sepanjang aliran sungai).

Tahapan Budidaya

Persiapan bibit (umbi)

Pada umumnya bawang merah diperbanyak dengan menggunakan umbi sebagai bibit.  Kualitas umbi bibit merupakan salah satu factor yang menentukan tinggi rendahnya hasil produksi bawang merah.  Umbi yang baik untuk bibit harus berasal dari tanaman yang sudah cukup tua umurnya.

Secara umum kualitas umbi yang baik untuk bibit adalah umbi yang berukuran sedang.

Persiapan lahan

Pada lahan kering, tanah dibajak atau dicangkul sedalam 20-30 cm, Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk organic yang sudah matang seperti pupuk kandang sapi dengan dosis 10-20 ton/ha atau pupuk kandang ayam dengan dosis 5-6 ton/ha, atau kompos dengan dosis 4-5 ton/ha. Selain itu pupuk P (SP-36) dengan dosis 200-250 kg/ha (karena menggunakan pupuk organik DI Grow maka kebutuhan pupuk kimia di kurangi 50% dari dosis awal). yang di aplikasikan 2-3 hari sebelum tanam dengan cara disebar lalu di aduk secara merata dengan tanah.

kemudian dibuat   bedengan-bedengan   dengan lebar 1 – 1,2 m, tinggi 25cm, sedangkan panjangnya tergantung pada kondisi lahan.

Kondisi bedengan mengikuti arahTimur-Barat. Tanah yang telah diolah dibiarkan sampai kering dan kemudian diolah lagi 2–3 kali sampai gembur sebelum dilakukan perbaikan bedengan-bedengan dengan rapi.Waktu yangdiperlukanmulai dari pembuatan parit, pencangkulan tanah (ungkap 1, ungkap 2,cocrok) sampai tanah menjadi gembur dan siap untuk ditanami adalah 3–4 minggu.

Penanaman

Tanah bedengan dibuat larikan dengan jarak 20 cm antar baris sebagai tempat menancapkan bibit umbi.

Bibit yang siap tanam dirompes.  Tujuan pemotongan umbi bibit adalah untuk memecahkan masa dormansi dan mempercepat pertumbuhan tunas tanaman.

Tanam bibit dengan jarak 15 – 20 cm, agar memaksimalkan anakan dan umbi.

Perawatan dan Pemupukan

Meskipun tanaman bawang merah tidak menyukai banyak hujan,tanaman ini memerlukan air yang cukup selama pertumbuhannya melalui penyiraman. Pertanaman di lahan bekas sawah memerlukan penyiraman yang cukup dalam keadaan terik matahari.
 
Di musim kemarau, biasanya disiram satu kali sehari pada pagi atau sore hari sejak tanam sampai umur menjelang panen. Penyiraman yang dilakukan pada musim hujan hanya ditujukan untuk membilas daun tanaman, dari tanah yang menempel pada daun bawang merah.
 
Pembersihan gulma dan pengendalian hama penyakit wajib dilakukan berkala dengan mengamati tingkat serangan,
 

Pemupukan

Bawang merah memerlukan pupuk susulan berupa UNPK (150-200 kg/ha), ZA (300-500 kg/ha) dan KCl (150-200 kg/ha). Pemupukan susulan I dilakukan pada umur 10-15 hari setelah tanam dan susulan II pada umur 1 bulan setelah tanam, masing-masing½ dosis.

Kebutuhan pupuk ini dapat dipangkas hingga 50% apabila memakai pupuk organik Digrow.

Aplikasi pupuk Digrow

pada saat tanaman berumur 10-15 hari setelah tanam dan susulan pupuk D.I.Grow Green berikutnya pada umur 22, 27 hari setelah tanam dengan konsentrasi 3-5 ml/liter air.   Pada saat tanaman berumur 34, 41 dan 48 dengan pupuk organic DI Grow Red dengan konsentrasi 5 – 7 ml/liter air.

Panen

Bawang merah dapat dipanen setelah umurnya cukup tua, biasanya pada umur 60–70 hari. ditandai  tanaman bawang merah Umbi membesar, warna merah gelap, leher batang 60% lunak, tanaman rebah dan daunmenguning