Oleh : Ir. Suhendro Atmaja /Agro Business Development Manager
PENYAKIT LAYU & KERDIL PADA TANAMAN PISANG
Budi daya tanaman pisang tak lepas dari ancaman serangan panyakit yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan hasil baik kualitas maupun kuantitasnya. Penyakit yang paling banyak menyerang adalah penyakit layu Fusarium, Layu Bakteri Pseudomonas (moko desease), Penyakit Darah (Blood Desease Bacterium)
Penyakit Layu Fusarium (Penyakit Panama)
Layu fusarium pada tanaman pisang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum. Akibat dari serangan ini daun yang terserang akan menguning, pelepah menjadi layu dan terjadi perubahan warna pada bonggol pisang. Selanjutnya, tanaman akan mati karena bonggol dan akar membusuk.

Pengendalian layu fusarium pada pisang dapat dilakukan dengan cara:
- Penggunaan varietas yang tahan terhadap layu fusarium
- Penggunaan bibit yang sehat
- Pemupukan berimbang
- Aplikasi agens hayati Trichoderma s.p, Gliocladium sp. dan Pseudomonas fluorescens. Agens hayati ini digunakan pada saat tanam atau dimasukkan pada lubang tanam
- Melakukan sanitasi lahan, yaitu membersihkan gulma seperti rumput teki dan bayam-bayaman yang merupakan inang sementara jamur Fusarium
Penyakit Layu Bakteri (Moko Desease))
Layu bakteri pada tanaman pisang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Bakteri ini menyerang akar, bonggol hingga batang pisang.
Gejala awal terlihat adanya perubahan warna pada daun muda. Pada daun terdapat garis coklat kekuningan ke arah tepi daun, lama kelamaan seluruh daun menguning, berwarna coklat dan akhirnya layu.
Bonggol, batang, tandan dan buah pisang yang terserang mengeluarkan lendir berbau, berwarna putih keabu-abuan hingga coklat kemerahan.

Pengendalian penyakit layu bakteri:
- Penggunaan jenis pisang tahan seperti pisang Raja Kinalun dengan nama lokal pisang Perancis, atau pisang Sepatu Amora yaitu sejenis pisang kepok yang tidak mempunyai jantung
- Tidak melakukan tumpang sari atau menanam pisang di lahan bekas pertanaman Famili Solanacearum seperti tomat, terung, dll. Tanaman-tanaman tersebut merupakan inang sementara bakteri P. solanacearum
- Pengendalian serangga vektor seperti ulat penggulung daun Erionata thrax, pengendalian dapat dilakukan secara mekanis. Serangga lainnya yang diduga sebagai vektor perantara adalah Chloropidae, Platypezidae dan Drosophilidae
- Pembungkusan buah dengan plastik transparan untuk menghalangi datangnya serangga vektor. Dilakukan saat keluar jantung atau paling lama saat sisir pertama muncul
Fumigasi tanah bekas tanaman yang sakit dengan Methyl Bromide
Penyakit Darah (Blood Desease Bacterium)
Daun tanaman pisang yang terserang penyakit ini akan menguning dan layu, bunga jantan mengering, batang berubah warna menjadi kecoklatan dan akhirnya membusuk. Gejala lainnya yaitu ditandai oleh pembusukan daging buah, buah yang membusuk berwarna coklat kemerahan menyerupai darah.
Penyakit darah disebabkan oleh bakteri Xanthomona celebensis atau sering disebut dengan BDB (Blood Disease Bacterium).
Upaya pengendalian dilakukan dengan menanam bibit yang sehat, membongkar kemudian membakar tanaman yang terserang dan penyemprotan bakterisida.

Penyakit Kerdil Pisang
Penyakit kerdil ditandai dengan pertumbuhan tanaman yang lambat, daun tegak, kaku, pendek dan sempit. Tekstur daun rapuh dan mudah patah. Warna daun berubah menjadi kuning yang dimulai dari tepi daun.
Penyakit kerdil pisang disebabkan oleh virus Banana bunchy top virus (BBTV) dan Abaca bunchy top virus (ABTV). Kedua virus ini ditularkan oleh kutu daun (Pentalonia nigronervosa).
Upaya pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan menanam bibit yang terbebas dari virus, membongkar tanaman yang terserang kemudian membakarnya serta melakukan penyemprotan insektisida dengan bahan aktif Abamectin atau Asefat untuk mengendalikan vektor hama.
