Cabai merupakan tanaman hortikultura yang sangat populer di Indonesia. hal ini tidak lepas karena cabai sebagai bumbu utama dalam banyak makanan. salah satu contohnya yakni bagi seni masakan Padang, cabai bahkan dianggap sebagai “bahan makanan pokok” kesepuluh (alih-alih kesembilan). Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai.
kebutuhan yang banyak inilah menjadikan cabai sebagai tanaman dengan nilai ekonomis tinggi, maka tidak heran banyak petani berbondong – bondong membudidayakannya. akan tetapi pada prakteknya masih banyak kendalan pada proses budidayanya, alih – alih panen berlimpah, malah gagal panen yang didapat. salah satu penyebabnya adalah gangguan hama THRIPS, dimana serangannya bisa menurunkan produksi cabai bahkan gagal panen.
HAMA TRIPS PADA TANAMAN CABAI.
Sering dialami oleh petani yang awalnya tanaman cabainya tumbuh baik dan subur tiba-tiba pucuk-pucuk daunnya terlihat mengkerut. Rasa putus asa mucul di benak petani ketika berbagai cara sudah dilakukan akan tetapi belum dapat memperbaiki kondisi pohon cabai mereka. Hama thrips itulah yang menyerang tanaman cabai milik petani. Thrips dapat menyebabkan daun tanaman cabai menjadi kriting. Resiko terburuk apabila serangan thrips dibiarkan tanaman cabai tidak dapat panen alias gagal total
Apabila kita melihat pada pucuk tanaman cabai serangga yang berukuran kecil panjangnya kurang lebih 0,5 -1,5 mm besar kemungkinan itulah hama thrips. Hama thrips menyerang tanaman cabai dengan cara menghisap cairan tanaman pada daun muda dan bunga. Gejala yang ditimbulkan dari serangan hama thrips ini terlihat pada permukaan bawah daun atau bunga.
Gejala fisik yang terlihat pada tanaman cabai adalah adanya bercak-bercak putih atau keperak-perakan/ kekuning-kuningan terutama pada permukaan bawah daun cabai.
Bercak-bercak awalnya tampak dekat dengan tulang daun kemudian menjalar ke tulang daun hingga seluruh permukaan daun menguning. Serangan berat daun menjadi berwarna coklat, mengeriting, menggulung sampai akhirnya menjadi kering. Pada akhirnya pertumbuhan tanaman menjadi kerdil dan tidak dapat menghasilkan bunga.
Pencegahan
Beberapa cara telah dilakukan untuk mengendalikan hama thrips. Sebaiknya pengendalian hama dimulai dari pencegahannya. Tehnik pencegahan agar tanaman tidak terserang hama thrip adalah sebagai berikut:
- Bibit tanaman cabai yang akan ditanam berasal dari varietas yang tahan terhadap hama thrips.
- Menjaga kebersihan lingkungan tanaman dengan melakukan penyiangan gulma.
- Usahakan menyiram tanaman dengan menggunakan springkler, agar daun-daun tanaman ikut tercuci.
- Jauhkan tanaman cabai dari tanaman-tanaman yang menjadi inang bagi hama thrips
Pengendalian
Tanaman cabai yang sudah terlanjur terserang hama Thrips dapat dilakukan pengendalian baik secara mekanis, biologis maupun kimia.
Pengendalian secara mekanik dapat dilakukan dengan memotong daun yang terserang hama atau mencabut tanaman jika belum terjadi serangan yang banyak. Tetapi jika sudah terjadi serangan pada seluruh tanaman apalagi adanya serangan virus yang akut mau tidak mau harus dilakukan pencabutan dan pembakaran untuk mencegah serangan hama pada periode tanam mendatang.
Pengendalian secara teknis dengan memberikan jeda pada periode tanam berikutnya dengan tidak menanami lahan dengan tanaman yang sejenis.
Pengendalian secara biologis, yaitu menyemprotkan biopestisida nabati dari larutan daun antawali, kapur dan kunyit.
Pemulihan tanaman yang telah sembuh dari serangan hama thrips yang dapat dilakukan dengan pemupukan dan penyemprotan zat perangsang tumbuh seperti Pupuk Daun Yaitu DI GROW.
Adapun cara pengendalian hama penyebab daun keriting setelah terjadi serangan adalah melakukan penyemprotan dengan menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, karbosulfan, fipronil atau imidakloprid. Semoga bermanfaat. (JP)