Kebanyakan pohon alpukat di Indonesia itu berbuah tanpa kenal musim. Setiap bulan, ada saja pohon di daerah tertentu yang berbuah. Memang sih, ada bulan-bulan tertentu di mana pohon alpukat berbuah serempak di hampir semua tempat. Sehingga, mengasilkan panen raya, atau biasa kita sebut “musim alpukat”.
Banyak kasus buah alpukat ukurannya sulit membesar. Kasus lain, buah sulit matang, meskipun sudah diperam sekian lama. Untuk kasus kedua ini, biasanya buah tiba-tiba busuk saat diperam. Jadi, tidak melalui fase matang, namun langsung ke pembusukan. Tidak peduli buah masih muda atau sudah tua (siap panen), tetap saja buahnya sulit matang. Atau letak air tanah terlalu dalam, sehingga sulit dijangkau perakaran pohon.
Apalagi kalo pohonnya berasal dari bibit yang tidak memiliki akar tunggang, atau akar tunggangnya rusak. Sayangnya, 90% bibit alpukat yang dijual di pasaran tidak memiliki akar tunggang, atau akar tunggangnya ada tetapi sudah rusak (melengkung / bengkok misalnya). Sehingga, tidak mampuh tumbuh vertikal ke dalam bumi secara optimal. Mengapa itu bisa terjadi?
Faktornya adalah akibat pohon kekurangan air selama pembesaran buah. Sehingga, perkembangan buah menjadi terhambat, bahkan macet. Ini sering terjadi pada pohon alpukat yang berbuah pada musim kemarau, atau bulan-bulan kering yang jarang hujan. Di tambah lagi, kandungan air tanah yang minim.
Pelajaran yang ingin saya share pada kesempatan ini adalah:
1. Jika pohon alpukat Anda berbuah, sementara jarang turun hujan deras, maka sering-seringlah menyirami pohon tersebut, sampai buah siap panen. Sehingga, perkembangan buah bisa optimal dan dipanen dengan kualitas baik. Mudah-mudahan bermanfaat. 2. Jika Anda berencana menanam pohon alpukat, maka carilah bibit yang memiliki akar tunggang dalam kondisi sempurna, tidak bengkok, apalagi patah. Sehingga, pohon bisa lebih mandiri mencari sumber air hingga kedalaman tanah belasan-puluhan meter.