Putu, Desa Banyupoh, Kec. Gerokgak, Kab.Buleleng-Bali
“Musim Hujan pun dengan Luasan gak sampai 5 Are, anggur saya Bisa Panen diatas 10 juta rupiah” Tutur Bapak Putu, desa Banyupoh, kec. Gerokgak, Kab. Buleleng – Bali
Salah satu tanaman yang menjadi Primadona saat ini adalah tanaman anggur. Bagainaman tidak, tanaman anggur memiliki prospek pasar yang menjanjikan (harga saat ini dikisaran Rp 35.000 – 120.000) dan yang menariknya tanaman ini sangat bisa di kembangkan dipekarangan rumah, seperti yang di rasakan oleh Bpk. Putu salah satu petani anggur di Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng-Bali.
Bapak Putu mengembangkan jenis anggur Hitam yang sudah lama di kembangkan di kabupaten Buleleng yang sudah diklaim sebagai tanaman anggur lokal khas Bali, dimana usia panen dari keluarnya bunga sampai panen buah sekitar 90 hari, warna buah menghitam ketika matang dan rasa buahnya manis. Bapak Putu memiliki beberapa plot kebun anggur yang keseluruhannya mencapai luasan 2 hektar.
Saat ini kami berada di salah satu plot yaitu di pekarangan rumah pak Putu sendiri, luasan pekarangan tersebut tidak sampai 5 are (1 are = 100 m2). memang sengaja juga dikembangkan tanaman anggur kira-kira ada 32 pohon.
Yang paling menarik adalah anggur tersebut berbuah lebat di musim dengan curah hujan yang relatif tinggi. Sebenarnya Tanaman anggur sangat sulit berbuah dengan kondisi curah hujan yang tinggi dan pada suhu yang relatif dingin, tapi kita bisa lihat anggur ini buahnya sangat lebat dan anggur ini sudah dipastikan harga panennya diatas Rp10 juta, yaaa… kisaran Rp 12jt- Rp 15jt harga diambil disini (tegas pak Putu lagi) sebelumnya hasil panen di musim hujan itu jauh di bawah 10 juta (tegasnya Lagi)
Lalu apa sebenarnya RAHASIA dari kesuksesan bpk. Putu bertani anggur? Sebenarnya perlakuannya sederhana, pemberian pupuk dasar (NPK + ZA) 2kg/ pohon yaitu 2 minggu sebelum Pangkas dan 2 minggu setelah Pangkas. Rahasianya ada pada penyemprotan, Saat penyemprotan di hari 10 HSP (Hari Setelah Pruning) Bpk Putu menggunakan pupuk Organik Cair DIGROW Merah yang dicampur dengan insectisida + fungisida setelah itu 2 minggu setelah semprot DIGROW yg pertama, di lakukan lagi penyemrotan DIGROW Merah. Jadi total penyemprotan DIGROW hanya 2x sampai buah panen. Padahal aplikasi Digrownya belum sesuai rekomendasi, tapi hasilnya sangat memuaskan. Jika di bandingkan cost dengan peningkatan hasil, jelas sangat untung, bisa di hitung sendiri lah ( tutur bpk. Putu). Digrow juga sangat Praktis, karena penyemprotan bisa di campur pestisida.
Luar biasa memang menggunakan POC DIGROW dimusim hujan buah tetap lebat, buah berkualitas juga, lebih tahan terhadap penyakit. Dengan luasan lahan yang tidak seberapa, penggunaan DIGROW dari pangkas sampai panen tidak sampai 500ml, tetapi bisa panen Rp 12-an Juta, itu sangat luar biasa. Demikian penjelasan dari Bpk Putu, semoga bermanfaat.