PANEN PADI MENINGKAT 18%,  PADAHAL NPK DIKURANGI 50% 

Pak Marsu’i , Desa Banpres  Kec. Toili , Kab. Banggai, Sulawesi Tengah.

Kecamatan Toili sebagai salah satu lumbung padi yang ada di Kab. Banggai Sulawesi Tengah senantiasa menjaga kestabilan produksi pada setiap musim tanam. Untuk mewujudkan hal tersebut para petani harus menjadi pelaku utama untuk merealisasikannya.

Pak Marsu’i selaku petani padi sawah di  Desa Banpres Unit 5  kec. Toili ,Kab. Banggai, senantiasa menjaga kesuburan tanahnya dan kwantitas panen padinya. Rahasia Bpk. Marsu’i agar hasil panen tetap tinggi dibanding petani lainnya yaitu menggunakan Pupuk Organik Cair DI. Grow yang sudah dikenalnya dan digunakan sejak tahun 2014 hingga sekarang. Dalam periode musim tanam bulan Maret – Juni 2018, beliau hanya menggunakan POC DI.Grow dan sedikit pupuk kimia.

Pemakaian POC DI.Grow dalam bertani sawah merupakan salah satu cara yang beliau terapkan agar dapat mencapai hasil maksimal dalam setiap musim tanam.  Pada musim tanam periode panen Maret – Juni 2018, beliau menanam benih padi varietas ciherang pada lahan seluas 1 Ha.  Menurut beliau pemeliharaan terutama pemupukan merupakan hal sangat penting untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal.

Pada saat  tanaman berumur 10 hari setelah tanam (HST) penggunaan POC DI.Grow Hijau mulai desemprotkan dengan dosis 5 cc/ liter air, setelah itu dilanjutkan pada umur 20 HST, 30 HST, dan 40 HST.

Foto 1. Padi Berumur 45 HST

Penyemprotan POC DI.Grow hijau membantu pertumbuhan vegetative tanaman padi menjadi lebih maksimal, seperti untuk memperbanyak jumlah anakan padi. Biasanya sebelum pakai POC DI. Grow jumlah anakan padi hanya rata-rata 30-40, namun setelah menggunakan POC. DI.Grow rata-rata jumlah anakan padi bisa mencapai 50-55 anakan, bahkan ada anakan padi yang berjumlah 60. Hal lain yang menguntungkan dari pemakaian POC. DI. Grow menurut pengamatan beliau adalah, tanaman menjadi tahan terhadap serangan hama dan penyakit, sehingga pertumbuhan tanaman tidak terganggu dan mengurangi biaya untuk pemakaian pestisida

Foto 2. Kunjungan Lapangan Team DI.Grow

Pemakaian pupuk kimia seperti Urea dan NPK masih digunakan namun beliau mengurangi jumlah dosisnya 50 % dari yang biasanya beliau gunakan. Dosis pupuk kimia sebelum memakai pupuk DI.Grow yaitu Urea 400 Kg/ha dan NPK 600 Kg/Ha. Setelah memakai Pupuk DI. Grow hanya menggunakan Urea 200 Kg/Ha dan NPK 300 Kg/Ha.

Pengurangan dosis 50% dilakukan karena beliau sadar, pemakaian kimia yang secara terus menerus diberikan pada tanah hanya akan mengurangi kesuburan tanah dan akan terjadi kerusakan tanah yang disebabkan oleh residu dari pupuk kimia. Pada umur 50 HST, 60 HST, dan 70 HST penyemprotan dengan POC DI.Grow merah beliau berikan dengan dosis 6-7 cc/ltr air. Setelah dilakukan penyemprotan, jumlah bulir padi bertambah menjadi lebih banyak,

Foto 3. Aplikasi Pupuk DI.Grow

Menurut pengamatan di lapangan , penggunaan POC. DI.Grow dapat mempercepat masa panen 7- 10 hari dari biasanya. Berdasarkan hasil panen ril pada periode musim tanam tersebut beliau mendapatkan hasil panen 8,40 ton/ Ha GKP (Gabah Kering Panen), sementara menurut beliau sebelum memakai pupuk DI.Grow hasil panen hanya 7,10 ton/Ha GKP. Kalau dibandingkan dengan petani  lain (tetangga) yang tak pakai pupuk DI.Grow setiap panen mereka hanya dapat sekitar 90-100 karung (4,5 ton – 5 ton/ Ha )

Hasil yang diperoleh Bpk. Marsu’i pada periode tanam Maret-Juni 2018, mendapat peningkatan hasil sebesar 1,3 ton /Ha GKP dibanding dengan lahan yang sama sebelum menggunkan DI. Grow. Maka terdapat peningkatan hasil sekitar 18%, padahal biaya sarana produksi berupa pupuk kimianya sudah dikurangi 50%, sehingga Bpk. Marsu’i dapat menghemat biaya sarana produksi.

Foto 4. Bulir Padi Dengan Aplikasi DI.Grow

Dengan keuntungan dan hasil yang lumayan, Bpk. Marsu’i sangat bahagia dan sangat puas menggunakan pupuk DI.Grow. Menurut beliau akan terus menggunakan POC DI.Grow tersebut agar hasil panennya bisa semakin baik.

Gambar 1. Analisa Biaya Pemupukan