Siapa yang tidak kenal semangka? Buah satu ini sangat popular di Indonesia, kita biasa menemukan buah ini di setiap kios buah-buahan, baik itu di pasar tradisional, swalayan bahkan supermarket. Buah semangka sangat digemari karena menyegarkan dengan kandungan air di dalamnya.
Buah semangka sudah tidak asing lagi bagi kita penggemar buah-buahan, tapi tahukah anda buah semangka sebenarnya bukan buah asli Indonesia melainkan buah dari Afrika karena tergolong tanaman yang mudah ditanam, banyak para petani Indonesia melakukan budidaya semangka. Selain karena mudah dibudidayakan, ternyata buah semangka banyak mengandung vitamin diantaranya vitamin A, B1, B6 dan yang begitu menonjol adalah vitamin C selain itu semangka juga mengandung asam amino sitrulin, asam spantotenik, tembaga, biotin, potasium, kalium, dan magnesium
Foto Bapak Sunandar Lahan Demplot Semangka di Desa Banyuputih, Situbondo-Jawa Timur
Bertani semangka menjadi alternative budidaya yang sangat menguntungkan. Pak Sunandar adalah seorang petani semangka. Ia tinggal di Banyuputih Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo, JawaTimur. Bapak Sunandar bercerita bahwa penghasilannya lumayan tinggi dari hasil memanen semangka, bisa dapat dua kali lipat dari modal yang dikeluarkan. Bertani semangka mungkin bias jadi pilihan bagus untuk para petani padi, kacang, dll yang ingin melakukan rotasi tanaman. Sebab selain menguntungkan secara ekonomi, umur panen semangka juga tidak terlalu lama. Semangka bias dipanen ketika berumur 55-70 hari setelah tanam.
Terlepas dari keuntungan yang menggiurkan tentu ada beberapa hal harus diperhatikan ketika menanam tanaman ini agar hasilnya maksimal dan memuaskan. Misalnya olah tanah, benih, perawatan, pestisida dan pupuk. Berkaitan dengan penggunaan pupuk, ada hal menarik dari info pak Sunandar ketika menanam semangka, selain menggunakan pupuk kimia, beliau juga selalu menggunakan pupuk organik DIGROW. Dimana setelah mengaplikasikan pupuk DIGROW pada tanaman semangkanya, tanamannya menjadi lebih subur, pertumbuhannya cepat, lebih tahan penyakit dan hasil panen meningkat.
Foto Sosialisasi DI Gow dan Panen Semangka
Foto Wawancara dengan Pemilik lahan Bapak Sunandar
Peningkatan hasil panen ini, menurut beliau sangat luar biasa dimana sebelum memakai pupuk DIGROW hasil yang didapat 18 – 20 Ton/Ha dan setelah pakai pupuk DIGROW hasilnya meningkat jadi 31-35 Ton/Ha. Peningkatan ini semakin special karena penggunaan pupuk kimia sudah dikurangi 50% dari semula menghabiskan 1,3 Ton/Ha kini hanya 7 Kwintal saja. Kalau dihitung-hitung walaupun ada penambahan pembelian pupuk DIGROW akan tetapi dari sisi lain pupuk kimia bias dikurangi sehingga biaya produksi lebih hemat dan terpenting adalah hasil panennya meningkat signifikan.
Pada masa panen kali ini yakni bulan Mei 2019 hasil panen semangka dari pak Sunandar mencapai 31 Ton/Ha atau naik diatas 55% dibanding ketika tidak memakai pupuk DIGROW. Harapan dari bapak Sunandar, agar petani lain bisa mengikuti jejaknya untuk memakai pupuk DIGROW karena HASILNYA SUDAH TERBUKTI MEMUASKAN…!!!
Foto Semangka menjelang panen
ANALISIS USAHA BUDIDYA SEMANGKA
Tabel budidaya tanpa pupuk DI Grow
Tabel Budidaya Menggunakan Pupuk DI Grow