BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LUAR MUSIM, APAKAH BISA ?

LATAR BELAKANG

Bawang merah merupakan komoditi hortikultura yang sangat fluktuatif harga maupun produksinya. Penyebabnya pasokan produksi yang tidak seimbang antara panenan pada musimnya serta panenan di luar musimnya.  Kondisi ini menyebabkan harga sangat fluktuatif, seperti saat panen raya harga Rp 15.000/kg, tetapi di luar panen raya harga bisa mencapai Rp 40.000/kg.  Dilansir Tribun Jateng.com (23 Feb 2022), harga bawang merah di kota Semarang mulai menanjak dari Rp 20.000/kg menjadi Rp 34.000/kg.

Foto 1. Tanaman Bawang Merah

PENYEBAB PRODUKTIVITAS BAWANG MERAH RENDAH

Selama ini budidaya bawang merah diusahakan secara musiman yang pada umumnya dilakukan pada musim kemarau (April – Oktober) sehingga mengakibatkan produksi dan harganya fluktuatif sepanjang tahun dan PRODUKTIVITASNYA RENDAH

PENYEBABNYA  adalah tidak memperhatikan jenis tanah yang cocok untuk budidaya bawang merah serta sembarang dalam memberikan pupuk .  Banyaknya serangan hama dan penyakit khususnya penanaman di luar musim tanam, mengakibatkan penggunaan pestisida dengan biaya tinggi maka otomatis keuntungan semakin sedikit .  Penggunaan benih lokal yang diturunkan terus menerus tanpa pemuliaan menjadi faktor rendahnya produktifitas .  Bawang merah cepat busuk karena kurang informasi dalam penanganan pasca panen.

SOLUSINYA adlah dengan pemilihan varitas tinggi produksi dan tahan terhadap curah hujan tinggi, serta tahan terhadap serangan hama dan  penyakit

PEMILIHAN VARITAS  UNGGUL SESUAI AGROEKOLOGI

SYARAT PEMILIHAN VARITAS BAWANG MERAH: Sesuai Permintaan Pasar (Rasa, Warna, Ukuran, dll). Produktivitas tinggi dan Tahan terhadap OPT serta  Cocok ditanam di ekosistem setempat.  Varietas Bawang Merah Unggul : Varietas Super Philip (atau lebih dikenal oleh petani sebagai varietas Philipine).  Tumbuh optimal pada ketinggian 20 m dpl – 1000 m dpl (diatas permukaan laut) 

Foto 2. Varietas Super Philip

Varietas Bauji yang berasal dari Kediri/ Nganjuk. Varietas Bauji adalah varitas lokal yang belum banyak dikenal oleh petani bawang merah. Di Nganjuk dan Kediri sudah umum di tanam di musim hujan. Tumbuh optimal di ketinggian 20 m dpl – 400 m dpl.  

Foto 3. Varietas Bauji

Varietas Lainnya : Batu Ijo, Varietas Kuning, Varitas Bima Brebes, Varietas Sumenep, Varietas Ampenan   Varietas Maja Cipanas, Varitas Keramat, dll. 

Foto 4. Varitas Bima Brebes

Benih Bawang Merah TSS (True Shallot Seeds) yaitu benih dari biji,merupakan solusi kelangkaan benih bawang merah di Indonesia karena lebih efisien. 1 Ha jika benih umbi membutuhkan 1,2 – 2 ton, tetapi jika dengan benih TSS hanya butuh 3 -7 kg saja.  Hemat di pengangkutan dan daya simpan lebih lama (lebih  dari 1 tahun), jika benih umbi hanya 3-4 bulan saja daya simpannya. Dari sekian banyak varitas diatas, hanya varietas Bauji, Trisula & Sembrani yang tahan ditanam di musim hujan.  Justru dimusim kemarau vigor tanaman kurang bagus dan produksi lebih rendah dibanding dimusim hujan.

Foto 5. Benih Dari Biji Bawang Merah

PERSYARATAN BIBIT BAWANG MERAH YANG BAIK

Umur simpan bibit telah memenuhi , yaitu sekitar 2-3 bulan Umur panen saat calon umbi bibit ditanam di lapang  , sebaiknya 65 – 70 hari Ukuran bibit sedang , sekitar 5-6 gram Umbi bibit bernas , sehat, padat , tidak keropos dan tidak lunak Umbi bibit tidak terserang hama dan penyakit. Pada saat tanam, ujung umbi dipotong 1/3 agar mempercepat  munculnya tunas

Foto 6. Varietas Trisula

SYARAT TUMBUH

Ketinggian Tempat 0 – 1000 m dpl, optimal 20 – 450 m dpl.  Beberapa varitas bisa tumbuh baik di  dataran tinggi hingga 1200 m dpl. Temperatur : 25 – 32°C ,  Kelambaban : 50 – 70%  Penyinaran : Full, ± 11 jam/hari, Curah Hujan : 1000 – 1500 mm/tahun , Tekstur Tanah : Lempung Berpasir , pH Tanah Optimal : 6 – 6,5

PENGOLAHAN TANAH

Tanah diolah dengan cara dibajak hingga tanah menjadi gembur Taburkan kapur dolomit (sesuai pH Tanah), atau sekitar 150 kg/1000 m2, aduk hingga merata, biarkan selama 7 hari. Kemudian tanah dihaluskan Kembali, dan dibuat bedengan.  Jika musim kemarau, tinggi bedengan 25 cm, kedalaman parit 30 – 40 cm, lebar parit 50 cm.  Jika musim hujan, tinggi bedengan 40 cm, dalam parit 50 cm dan lebar parit 50 cm Setelah terbentuk bedengan, taburkan pupuk kendang 10 – 15 ton/Ha + 200 kg/Ha SP-36 sebagai pupuk dasar.  Biarkan selama 7 hari sebelum penanaman

Foto 7. Pengolahan Tanah

PENANAMAN

Musim tanam optimal: Akhir musim hujan  bulan Maret – April dan musim kemarau Mei – Juni  Untuk penanaman di luar musim (off season) perlu memperhatikan pengendalian hama, penyakit lebih cermat dan pemilihan varitas yang tahan curah hujan tinggi. Pembersihan bibit dilakukan sehari sebelum ditanam serta ujung bibit sudah dipotong , dan esoknya dapat dilakukan penanaman.  Jarak tanam yang dianjurkan yaitu 20 cm x 15 cm, namun bila umbi bibit besar maka dapat menggunakan jarak tanam 20 x 20 cm.  Penanaman dilakukan dengan cara menanam 2/3 bagian umbi ke dalam tanah, sedangkan 1/3 bagiannya muncul di atas tanah

Foto 8. Penanaman Bawang Merah

PENGAIRAN

Bawang merah membutuhkan air dalam kondisi yang cukup sejak pertumbuhan awal hingga menjelang panen.  Pada musim kemarau , pengairan dapat diberikan setiap hari sejak tanaman ditanam hingga tanaman membentuk umbi dan dikurangi setelah umbi terbentuk.  Bila kondisi tanah setelah diairi dan selang dua hari tanah masih basah, maka tanaman tidak perlu diairi.  Untuk musim hujan pengairan yang dibutuhkan lebih sedikit yaitu selang dua hari sekali.  Stelah turun hujan, sebaiknya tanaman bawang merah disirami dengan air bersih yang tujuannya untuk menghilangkan inokulum dari penyakit yang kemungkinan menempel di daun.  Cara pengairan dapat dilakukan dengan penggenangan/leb maupun denan cara disiram

Foto 9. Penyiraman Bawang Merah Pada Musim Kemarau

PEMUPUKAN

PUPUK DASAR (DIBERIKAN 7 HARI SEBELUM TANAM): Pupuk Kandang = 10 – 15 ton/Ha ,  NPK (16:16:16) = 250 kg/Ha ,  SP-36 = 100 kg/Ha  dan Dolomit = 150 kg/1000 m2.  PUPUK SUSULAN I  (DIBERIKAN 10 – 15 HST) : Urea = 100 kg – 150 kg/Ha dan  ZK = 50 – 60 kg/Ha.  PUPUK SUSULAN II  (DIBERIKAN 30 – 35 HST) : Urea = 100 – 150 kg/Ha  dan  ZK = 50 – 60 kg/Ha.  Cara pemupukan dengan meletakkan pada larikan di sekitar tanaman, kemudian ditutup dengan tanah

Foto 10. Jadwal Pemupukan Bawang Merah

APLIKASI PUPUK DIGROW

APLIKASI DIGROW HIJAU : 10 HST dan  20 HST KONSENTRASI 3 CC/LTR AIR   (45 – 50 CC/TANGKI 15 LTR) SEMPROT PADA DAUN  BOLEH DICAMPUR PESTISIDA.  APLIKASI DIGROW MERAH : 30 HST & 40 HST KONSENTRASI 5 CC/LTR AIR  (45 – 50 CC/TANGKI 15 LTR)  SEMPROT PADA DAUN BOLEH DICAMPUR PESTISIDA

Foto 11. Penyemprotan Tanaman Bawang Merah

PENYIANGAN

Pembersihan gulma dilakukan dengan cara menyiang dengan intensif sesuai dengan kondisi  gulma yang ada dengan cara mencabut gulma sampai terangkat akar-akarnya serta  menggunakan herbisida pra tumbuh dengan dosis sesuai anjuran . Bila tanaman sudah membentuk umbi yang agak besar maka sebaiknya pengendalian gulma dihentikan

Foto 12. Penyiangan Tanaman Bawang Merah

PANEN

Umur panen tergantung varietas, namun dapat menggunakan dasar : a.  Untuk konsumsi  : 50-60 HST (dataran rendah), 70-75 HST tanam (dataran tinggi), kerebahan daun 70-80 %.   b. Untuk umbi bibit :  65-70 HST (dataran rendah), 80-90 HST (di dataran tinggi),   kerebahan daun 90 %  Keseluruhan daun tampak menguning dan Sebagian umbi tersembul keluar Cara panen dengan mencabut keseluruhan tanaman secara hati-hati Hasil panen diikat 1-1,5 kg setiap ikatan Potensi Produksi : 20 – 25 ton/Ha Basah  10 – 12 ton/Ha Kering

Foto 13. Panen Bawang Merah

PASCA PANEN

Pelayuan atau curing dengan menjemur 2-3 hari di bawah terik sinar matahari.  Pengeringan dilakukan 7-14 hari, hingga mencapai susut bobot 25 % .  Penyimpanan bawang merah dapat dilakukan di atas perapian , menggunakan para-para bambu dan di bawahnya diberi pengasapan .  Sortasi dilakukan untuk memisahkan umbi yang sehat , utuh dan umbi yang telah rusak .  Grading dilakukan untuk menentukan tingkat mutu produk. Grading dilakukan dalam beberapa kelas yaitu kelas I diameter > 2,5 cm, kelas II =1,5-2,5 cm , kelas III < 1,5 cm

Foto 14. Pengeringan Bawang Merah