HIDROPONIK….TREND BERKEBUN DI SAAT PANDEMI COVID-19

Di masa pandemi, ada banyak perubahan gaya hidup yang terjadi.  Mulai jam kerja, aktivitas fisik, sampai pola hidup secara keseluruhan.  Dampak Pandemi yang berkepanjangan, banyak orang menjalani hobi sebagai salah satu bentuk menghindari stres. Nah…BERKEBUN salah satunya.  Bagi masyarakat perkotaan atau masyarakat yang tidak mempunyai lahan Luas untuk berkebun, SOLUSI ideal adalah berkebun sistem Hidroponik

Apa Itu Hidroponik??

Hidroponik berasal dari bahasa Yunani yaitu Hydro yang berarti air, dan Ponos yang berarti daya. Hydroponic diartikan memberdayakan air.  Jadi Hidroponik adalah Budidaya tanaman dengan memberdayakan air sebagai media penyedia hara bagi tanaman, dengan kata lain Bertani tanpa media tanah.

Media Tanam Hidroponik

Dalam hidroponik selain menggunakan air sebagai media penyedia hara, kita juga memerlukan media lain guna menopang tanaman agar tidak mudah goyah dan tetap bisa tumbuh tegak.  Media tanam yang diperlukan adalah media yang tidak mengandung hara, steril dari organisme pembawa hama/penyakit, porositas tinggi, mampu menahan air, pH normal (5.5 – 7).   Macam – macam media tanam hidroponik adalah :

  1. Rockwool  

Rockwool merupakan media tanam anorganik yang berbentuk menyerupai busa, memiliki serabut-serabut halus dan bobotnya sangat ringan. Busa ini terbentuk dari batuan basalt yang dipanaskan dengan suhu sangat tinggi hingga meleleh, kemudian mencair dan terbentuklah serat-serat halus

  1. Cocopeat

Cocopeat merupakan media tanam organik yang terbuat dari serbuk sabut kelapa. Cocopeat adalah media tanam yang ramah lingkungan.  Cocopeat merupakan media tanam yang memiliki daya serap air yang sangat tinggi, memiliki rentang pH antara 5,0-6,8 dan cukup stabil, sehingga bagus untuk pertumbuhan perakaran.  Dalam penggunaannya, cocopeat dicampur dengan media tanam lain seperti sekam bakar dengan perbandingan 50 : 50. Tujuan dari pencampuran ini adalah untuk mempertinggi aerasi pada media tanam, karena daya serap air cocopeat sangat besar sehingga tingkat aerasi kecil. Tingkat aerasi ini berfungsi agar akar dapat bernafas (menyerap oksigen) lebih baik

  1. Hydroton   

Hydroton merupakan media tanam hidroponik yang terbuat dari bahan dasar lempung yang dipanaskan, berbentuk bulatan-bulatan dengan ukuran bervariasi antara 1 cm-2,5 cm. Dalam bulatan-bulatan ini terdapat pori-pori yang dapat menyerap air (nutrisi) sehingga dapat menjaga ketersediaan nutrisi

  1. Sekam bakar  

Sekam bakar merupakan salah satu media tanam yang sering dan umum dipakai, tidak hanya untuk budidaya hidroponik saja tetapi juga untuk budidaya-budidaya tanaman dalam pot. Media tanam ini mudah kita temui dan harga sangat ekonomis

  1. Perlite & Vermiculite  

Perlite merupakan media tanam yang dibuat dari batuan silika yang dipanaskan pada suhu tinggi. Perlite memiliki aerasi yang bagus, pH netral dan bobot yang sangat ringan (mirip busa/styrofoam).  Sedangakan Vermiculite memiliki sifat yang hampir sama dengan perlite, terbuat dari batuan yang dipanaskan pada suhu tinggi.  Tetapi vermiculite memiliki daya serap air lebih tinggi dan bobot lebih berat dari perlite

Perlite
Vermikulite
  1. Spons  

Spons terbuat dari bahan selulosa yang dicampur dengan kristal natrium sulfat.  Karakteristik dari spons adalah menyerap air, poreus dan sangat ringan.  Penggunaan media ini dalam berhidroponik adalah untuk menjepit tanaman agar tanaman bisa berdiri kokoh

  1. Kerikil/Pasir  

Kerikil memiliki pori-pori makro lebih banyak daripada pasir. Kerikil sering digunakan sebagai media untuk budi daya tanaman secara hidroponik.

  1. Hidrogel

Gel atau hidrogel adalah kristal-kristal polimer yang sering digunakan sebagai media tanam bagi tanaman hidroponikGel atau hidrogel adalah kristal-kristal polimer yang sering digunakan sebagai media tanam bagi tanaman hidroponik

Keuntungan Bertanam Sistem Hidroponik

  1. Tidak memerlukan lahan/tanah yang luas, sehingga bisa menghemat lahan
  2. Tidak perlu mengolah tanah / menghemat tenaga
  3. Tidak perlu menyirami tanaman setiap hari sehingga bisa menghemat air
  4. Tidak perlu menyiangi rumput/gulma
  5. Kualitas tanaman lebih baik
  6. Siklus hidup tanaman lebih pendek (cepat panen)
  7. Pemeliharaan mudah, bisa tanam sepanjang tahun.
  8. Terhindar dari penyakit yang berasal dari tanah

Jenis-Jenis Tanaman Yang Bisa Ditanam secara Hidroponik

  • Tanaman Hias (Aglonema, anthurium, mawar dll)
  • Tanaman sayuran daun (Kangkung, Selada, Sawi, Bayam dll)
  • Tanaman sayuran buah (Cabai, Paprika, Tomat dll)
  • Tanaman buah (Melon, Semangka, Mentimun dll)

Macam – Macam Sistem Hidroponik

  1. Sistem Air Statis
  • Wick System / Sistem Sumbu
  • Deep Water Culture / Sistem Rakit Apung
  1. Sistem Air Mengalir
  • Ebb and Flow / Sistem Pasang Surut
  • Drip Irigation / Sistem Tetes
  • Nutrient Film Technique (NFT)
  • Aeroponik

Dari system diatas yang paling banyak diminati adalah system wick (sumbu), system rakit apung dan system NFT.  Berikut penjelasan singakat dari ke 3 sistem tersebut.

  1. Wick System / Sistem Sumbu
  • Sistem yang paling sederhana dimana tanaman mendapatkan suplai nutrisi/hara melalui air yang diserap oleh sumbu yang dipasang pada pot.
  • Fungsi sumbu adalah untuk menghubungkan air yang ditampung pada wadah nutrisi dengan akar tanaman yang ditanam pada pot.
  • Proses penyerapan air nutrisi terjadi karena adanya gaya kapilaritas

Kelebihan dari sistem ini :

  • Praktis dan murah
  • Tanaman mendapatkan suplai air, nutrisi dan oksigen secara kontinyu
  • Tidak memerlukan listrik

Kekurangan sistem ini :

Air cenderung boros karena yang terserap sumbu tidak balik lagi ke tandon/wadah

Bahan yang diperlukan Sistem Wick:

  • Pot/tempat menanam
  • Media tanam
  • Sumbu
  • Wadah air
  1. Deep Water Culture (DWC)/Sistem Rakit Apung
  • Pada sistem ini, tanaman ditancapkan pada lubang styrofoam dengan bantuan busa (aga tanaman tegak). Kemudian lembaran styrofoam ini diapungkan di atas air larutan nutrisi.
  • Bahan – bahan yang dibutuhkan:
  1. Sterofoam
  2. Busa
  3. Bak atau wadah air
  • Kelebihan :
  1. Tanaman mendapat suplai air dan nutrisi secara terus-menerus.
  2. Lebih menghemat air dan nutrisi.
  3. Mempermudah perawatan karena kita tidak perlu melakukan penyiraman.
  4. Membutuhkan biaya yang cukup murah.
  • Kekurangan :
  1. Oksigen akan susah didapatkan tanaman tanpa bantuan alat (aerator).
  2. Akar tanaman akan lebih rentan terjadi pembusukan
  1. Nutrient Film Technique (NFT)
  • Konsep dasar NFT ini adalah suatu metode budidaya tanaman dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air, nutrisi dan oksigen.
  • Alat-alat yang dibutuhkan:
  1. Talang air 
  2. Pompa akuarium
  3. Pipa PVC / talang
  1. Sterofoam
  2. Busa           
  3. Ember atau wadah air
  • Kelebihan :
  1. Tanaman mendapat suplai air, oksigen, dan nutrisi terus-menerus.
  2. Lebih menghemat air dan nutrisi.
  3. Mempermudah perawatan
  • Kekurangan :
  1. Jika salah satu tanaman terserang penyakit maka satu talang tanaman akan     terserang juga, bahkan bisa dalam 1 alat semua menjadi tertular.
  1. Alat ini sangat bergantung pada listrik, jika tidak ada aliran listrik maka alat ini     tidak bisa bekerja
  1. Biaya yang diperlukan relatif mahal

Pupuk/Nutrisi Hidroponik

  • Pupuk/nutrisi hidroponik merupakan ramuan pupuk yang berupa mineral/garam – garaman yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi/hara bagi tanaman.
  • Ramuan ini bisa dari Ekstraksi Organik dan Unorganik.
  • Ramuan Unorganik terbagi 2 yang sering disebut AB mix, yaitu : (aturan penggunaan ikutin pd label kemasan)
  1. Ramuan A yang terdiri dari kalsium nitrat, kalium nitrat dan Fe EDTA yang  berfungsi untuk   memenuhi  kebutuhan hara makro bagi tanaman.
  1. Ramuan B  yang terdiri dari kalium dihidro fosfat, amonium sulfat, kalium sulfat, magnesium            sulfat,   cupri sulfat, zinc sulfat,asam borat, mangan sulfat  dan amonium hepta molibdat yang       berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hara mikro bagi tanaman.
  • Ramuan Ekstrak Organik, mengandung nutrisi makro & mikro yang lengkap, sehingga penggunaannya cukup 1 jenis saja, seperti Pupuk Organik D.I.Grow. Konsentrasi yang digunakan sesuai kadar ppm yang diharapkan.

Penggunaan Nutrisi D.I.Grow untuk Hidroponik

Menaikkan dan Menurunkan pH

Untuk menaikkan pH bisa menggunakan alkali kuat : Kalium Hidroksida (KOH).Sedangkan Untuk menurunkan pH bisa menggunakan asam kuat

  • Asam nitrat (HNO3)
  • Asam sulfat (H2SO4)   
  • Asam fosfat (H3PO4

Tabel pH dan ppm Untuk Beberapa Jenis Tanaman Hidroponik

Catatan :

Ø Untuk sayuran daun (Caisim, Kangkung, Pakcoy, Sawi, Bayam, Selada) gunakan Digrow Hijau (Via Larutan dan semprot)

Ø Untuk tanaman penghasil buah (tomat, cabai, timun, melon) selama masa pertumbuhan gunakan Digrow Hijau.  Memasuki keluar bunga/buah gunakan Digrow Merah (via larutan dan semprot)

Kunci Keberhasilan Hidroponik:

  1. Tanaman harus terkena cahaya matahari
  2. Perlu atap transparan agar air hujan tidak masuk ke bak nutrisi
  3. Setiap hari periksa pH dan kadar ppm larutan dan sesuaikan dengan table.
  4. Periksa rutin volume nutrisi dalam bak penampung, jika sudah berkurang 50% segera tambahkan air  dan berikan Nutrisi AB mix/Digrow sesuai kadar ppm yang diharapkan dan jangan lupa ukur juga pH larutan yang sudah ditambahkan nutrsisi.
  5. Selamat Mencoba