Gejala khas penyakit Akar gada adalah apabila perakaran dicabut akan muncul pembengkakan seperti nampak pada foto. Penyakit akar gada (clubroot) biasa menyerang kubis, brokoli, kembang kol, lobak dan sejenisnya dari keluarga Brassicaceae (Cruciferae). Penyakit akar gada sebagai akibat serangan cendawan Plasmodiophora brassicae ditularkan melalui tanah. Penyakit ini pada tahap awalnya hanya menyerang sebagian tanaman, tetapi di musim berikutnya akan menyebar di seluruh lahan sehingga dapat mengurangi panen secara signifikan, bahkan bisa berakibat gagal panen.v
Penyebab Akar Gada : Plasmodiophora brassicae
Gejala Serangan
Gejala yang muncul berupa daun menguning, layu dan pertumbuhan terhambat. Pada keadaan cuaca panas atau siang hari yang pada saat terik akan tampak jelas, daun berwarna hijau-biru dan layu seperti kekurangan air, pada malam hari atau pagi hari akan segar kembali. Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil dan tanaman kubis tidak dapat membentuk krop yang akhirnya mati. Gejala yang paling khas adalah kalau tanaman dicabut, akarnya tampak membengkak seperti berumbi. Plasmodiophora brassicae menginfeksi tanaman kubis sejak awal pra pembentukan krop (0 – 49 hst). Infeksi patogen akan meningkat pada kondisi tanah yang masam. Penelitian di rumah kaca gejala bengkak pada akar sudah terlihat 10 hari setelah inokulasi.
Deskripsi Plasmodiophora brassicae:
Plasmodiophora brassicae termasuk cendawan tingkat rendah dari kelas Plasmodiophoramycetes. Fase aseksual kelas ini ialah Plasmodium yang berkembang di dalam sel-sel inangnya. Bentuk site umumnya bulat atau agak lonjong berukuran (1,6 x 4,3) – (4,6 x 6,0) mikron, berduri atau berambut pendek. Site-sitenya terlepas antara satu dengan lainnya. Sporangium berdiameter 6,0 – 6,5 mikron. Zoospora berdiameter 1,9 – 3,1 mikron dan mempunyai 2 flagela.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan P. brassicae antara lain kelembaban tanah, suhu, intensitas cahaya, dan kemasaman tanah.
Kelembaban tanah yang tinggi sangat cocok untuk perkecambahan spora istirahat kemudian menginfeksi inangnya. Keadaan tanah yang kering menyebabkan patogen membentuk spora istirahat. Spora istirahat tersebut dapat bertahan dalam tanah lebih dari 10 tahun.
Perkembangan P. brassicae sangat baik pada kondisi tanah masam sedangkan pada tanah alkalin (+ pH 8) perkembangannya terhambat.
Penyebaran inokulum P. brassicae dapat terjadi melalui alat-alat pertanian, angin atau air, pupuk kandang yang terkontaminasi karena ternaknya memakan bagian tanaman kubis-kubisan yang terinfeksi patogen tersebut.
Suhu optimum untuk mengadakan infeksi dan perkembangan gejala adalah 20 sd 25°C. Tanaman kubis lebih tahan terhadap infeksi P. brassicae pada lingkungan yang mempunyai intensitas cahaya rendah.
Cara Pengendalian Akar Gada
Ada 3 cara pengendalian :
- Secara Kultur Teknis
- Rotasi tanaman dengan tanaman selain family kubis-kubisan (brassicae), penggunaan bibit sehat dan pengelolaan air. Dan memastikan penyiraman tanaman di persemaian dengan air bersih
- Pemusnahan baik secara selektif maupun massal terhadap tanaman terserang. Pemusnahan sebaiknya dengan cara dibakar atau dibuang jauh dari areal lahan.
- Penggunaan mulsa daun jagung setebal 3 sd 5 cm pada musim kemarau
- Pengapuran tanah pada lahan dengan keasaman (pH) < 5,5 dengan kapur pertanian / Dolomit di lahan yang akan ditanami kubis sebanyak 2 sd 4 ton/ha yang dilakukan 15 hari sebelum tanam
- Melakukan kontrol terhadap pemupukan N. Pemupukan N berlebihan akan mempercepat penyebaran Plasmodiophora brassicae.
- Lakukan penyemprotan secara rutin 10 hari sekali dengan Digrow Hijau/Dyna Grow Hijau dosis 5 cc/ltr air, dengan tujuan membangun imunitas dari dalam tubuh tanaman terhadap serangan P.brassicae, dan juga mempercepat keluarnya akar muda yang baru yang mampu menyerap nutrisi dan air.
- Secara Biologis
Pemberian Agens hayati yang mengandung Thrichoderma sp /Gliocladium SP. Penggunaan Agens hayati ini merupakan cara yang paling efektif dalam mengendalikan serangan penyakit akar gada sejak saat pembibitan, yakni dicampur pada media tanam dan diberikan di lahan.
- Pengendalian Secara Kimiawi
- Melakukan sterilisasi tanah atau media tanam dengan perlakuan pestisida dengan aplikasi fumigan bahan aktif Dazomed dicampur saat olah tanah.
- Aplikasi fungisida berbahan aktif Benomil, Difenokonazol, Klorotalonil, dan Azoxistrobin dosis 2-3 gram/ltr air, dicampur dengan Digrow Hijau/Dyna Grow Hijau konsentrasi 5 cc/ltr air, yakni saat pengecoran pada lubang tanam pada usia 14 HST, 42 HST dan 63 HST.
- Fungisida dan Fumigan yang dapat mengendalikan Akar Gada: