Siapa sangka, di tengah hamparan tanah kering bekas perkebunan tebu yang telah ditinggalkan selama enam tahun, kini tumbuh harapan baru. Berlokasi di Desa Jatisura, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu – sebuah areal pesawahan milik Bapak Warman kini menjadi saksi kebangkitan pertanian padi di lahan yang dulu dianggap tak lagi produktif.

Menanam padi di lahan bekas tebu bukan perkara mudah. Tanahnya padat, keras, miskin bahan organik, bahkan cenderung asam akibat pemakaian pupuk kimia berlebihan di masa lalu. Nutrisi penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium pun sering kali tak seimbang. Namun, semuanya berubah sejak Pupuk DI.Grow diterapkan di lahan ini.
Hasil pemantauan langsung di lapangan menunjukkan
Pertumbuhan tanaman padi meningkat signifikan. Pupuk DI.Grow memberi dorongan nyata bahkan di tanah yang selama bertahun-tahun dibiarkan tak tergarap. Tanaman tumbuh lebih hijau, lebih kuat, dan lebih sehat.
Aplikasi Pemupukan
Untuk lahan padi seluas 2 hektar, Pak Warman hanya memakai pupuk kimia 150 Kg yang terdiri dari 50 Kg Urea dan 100 Kg Phonska yang diaplikasikan diawal masa pertumbuhan. Kemudian pada usia padi 35 Hst, disemprot dengan pupuk Digrow Hijau dengan dosis 3 ml/liter dan pupuk Digrow merah pada usia 55 Hst dengan dosis 5ml/liter.
Perbedaan Jumlah Anakan Padi dalam setiap Rumpun
Padi yang ditanam pada lahan ini adalah varietas Golden. Padi yang memakai Pupuk Digrow, jumlah anakan produktifnya 40 batang dalam setiap rumpun, sedangkan padi yang tidak memakai Pupuk Digrow jumlah anakan produktifnya hanya 17 anakan dalam setiap rumpun. Jadi dengan pemakaian Pupuk Digrow Jumlah anakan meningkat 135 %.


Perbedaan Jumlah Bulir dalam setiap Malai

Padi yang memakai Pupuk Digrow, jumlah bulir dalam setiap malai sebanyak 333 bulir, sedangkan padi yang tidak memakai Pupuk Digrow jumlah bulir dalam setiap malai sebanyak 266 bulir. Jadi dengan pemakaian Pupuk Digrow Jumlah bulir dalam setiap malai meningkat 25 %.
Perbedaan Waktu Panen
Padi yang disemprot memakai Pupuk Digrow, waktu panennya bisa lebih cepat sekitar 15 hari dibandingkan dengan padi yang tidak memakai pupuk Digrow.


Perbedaan Ketahanan terhadap Kekeringan
Padi yang memakai Pupuk Digrow, lebih tahan terhadap kekeringan dibandingkan dengan padi yag tidak memakai pupuk Digrow. Banyak petani disekitar area pesawahan pak Warman yang mengalami gagal panen akibat kekeringan.
Perbedaan Hasil panen
Sebelum memakai pupuk Digrow pada musim sebelumnya hasil panen padi pak Warman tidak memuaskan akibat kekeringan, hanya mencapai 3 ton per hektar. Namun setelah memakai pupuk Digrow, meskipun hanya 2 kali aplikasi, hasilnya bisa mencapai 7 ton per hektar.
Kisah ini bukan hanya tentang padi. Ini tentang harapan, inovasi, dan masa depan pertanian Indonesia. Jadikan pengalaman ini sebagai inspirasi untuk terus maju dan berani mencoba teknologi yang lebih baik. Salam sukses untuk pertanian Indonesia!