SOLUSI HARGA PUPUK KIMIA MELAMBUNG AGAR PETANI TIDAK BINGUNG

Oleh: Ir. Suhendro Atmaja / Agro Business Development Manager

KRISIS PUPUK KIMIA

Dampak perang Rusia-Ukraina terhadap pertanian Indonesia sangat terasa terutama dalam ketersediaan bahan baku pupuk P dan K.  Bahan baku pupuk P dan K dari Rusia merupakan deposit terbesar di dunia mengalami gangguan distribusi.  Akibatnya harga pupuk kimia melambung tinggi, sehingga pemerintah melalui Kementerian Pertanian mengantisipasi kelangkaan pupuk tersebut dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022

Permentan tersebut mengatur tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian. Yakni untuk menjaga ketersediaan, keterjangkauan pupuk dan optimalisasi penyaluran pupuk bersubsidi terutama untuk petani.

Ada empat hal yang menjadi inti kebijakan pemerintah dalam Permentan Nomor 10/2022 yang berlaku bulan Juli 2022:

  1. Petani tetap berhak mendapatkan pupuk bersubsidi selama melakukan usaha tani sub sektor tanaman pangan, hortikultura, dan/atau perkebunan dengan lahan paling luas 2 hektar setiap musim tanam dan tergabung dalam kelompok tani yang terdaftar
  2. Pupuk bersubsidi diperuntukkan untuk sembilan komoditas pangan pokok dan strategis, seperti Tanaman Pangan (padi, jagung, kedelai), Hortikultura (cabai, bawang merah, bawang putih) dan Perkebunan (tebu rakyat, kopi dan kakao).
  3. Jenis pupuk bersubsidi yang diberikan kepada petani adalah Urea dan NPK
  4. Mekanisme pengusulan alokasi pupuk bersubsidi dilakukan dengan menggunakan data spasial dan/atau data luas lahan dalam sistem informasi manajemen penyuluh pertanian (Simluhtan).

Solusi Pupuk Kimia Mahal

Saat ini bertani menjadi hal yang semakin sulit dan mahal. Semakin mahalnya harga pupuk dan pestisida membuat banyak petani mengeluh.  Bukan saja harganya yang mahal tetapi juga langka di pasaran.

Mau tidak mau petani harus mencari cara untuk menekan pembengkakan biaya tersebut, salah satunya dengan cara  Mengurangi Pemberian Pupuk Kimia.

Pengurangan pemberian pupuk kimia umumnya akan mengakibatkan menurunnya hasil panen. Hal ini menjadi DILEMA bagi petani, di satu sisi harus mengurangi pemberian pupuk kimia karena langka dan mahal tetapi di sisi lain petani sangat berharap hasil panennya bagus bahkan meningkat..

Terus bagaimana solusinya?

Solusi terbaik adalah mengurangi 50% penggunaan pupuk kimia dan ditambah penggunaan Pupuk DIGROW.

Apakah bisa?

Sangat bisa…!

SUDAH TERBUKTI di lapangan menunjukan, Walau pun penggunaan pupuk kimia sudah dikurangi hingga 50% hasil panen MENINGKAT lebih dari 30%.  Bukti lapangan dapat dilihat pada:

Didukung secara ilmiah Uji Efektivitas di Balai Penelitian Tanah Bogor tahun 2017, yaitu dengan pengurangan pupuk Kimia 30%, nilai RAE (Relative Agronomist Effectiveness) di atas 100 dibanding perlakuan NPK dosis petani.  Artinya pupuk Digrow layak untuk digunakan walaupun pupuk kimia dikurangi  sampai 30%.  Info lengkap dapat klik link :

https://digrow.co.id/2022/08/03/hasil-uji-efektivitas-pupuk-digrow-terhadap-pengurangan-pupuk-kimia-tanaman-jagung/

Kok Bisa..??

Pupuk DIGROW adalah Pupuk Organik yang Terbuat dari Rumput Laut Segar dengan kandungan yang SUPER LENGKAP :

Mengandung 16 Unsur Hara Makro & Mikro

Mengandung 17 Jenis Asam Amino Essensial

Mengandung Hormon : Auxin, Sitokinin & Giberelin

Mengandung Pembenah Tanah : Asam Humat, Asam Fulfat,  dan Asam Alginat

Kandungan DIGROW yang Super Lengkap ini mampu memaksimalkan Pertumbuhan dan Hasil Panen, MESKIPUN PUPUK KIMIA DIKURANGI 50%.

Sehingga BIAYA BERTANI MENJADI MURAH, TETAPI PANEN JUSTRU LEBIH MELIMPAH

Selain itu, Pupuk Organik DIGROW ini SANGAT PRAKTIS karena BISA DICAMPUR PESTISIDA.

Jadi Solusi Pupuk Kimia Mahal, Kurangi 50% Pupuk Kimia.  Biaya Murah, Panen Melimpah.  Petani Pintar Pilih Digrow.