PROSPEK KOPI LIBERIKA
Peluang pengembangan pasar liberika dunia sebenarnya cukup menjanjikan. Hanya saja, produksi dan budidaya kopi yang masih rendah dan cukup sepi peminat dari dalam negeri. Malaysia, Singapura dan Filipina merupakan target pemasaran liberika karena orang-orang Melayu, Singapura dan Filipina cocok dengan cita rasa kopi ini. Tentunya, para pegiat perkebunan kopi harus terus menggenjot kualitas dan kuantitas ekspor ke negara tetangga tersebut.
Disamping permintaan pasar, tanaman kopi liberika juga memiliki keunggulan lain, yaitu mampu tumbuh di dataran rendah <700 m dpl (optimal) – dataran tinggi sampai 1200 m dpl (kurang optimal). Tanah Marginal (kurang subur), lahan gambut, lahan kering, tanah berpasir, dgn suhu 27 hingga 30 derajat Celcius masih dapat ditoleransi oleh Kopi Liberika. Kopi liberika berbuah sepanjang tahun, sehingga produktivitas per tahun lebih tinggi (1 ton/ha/tahun) daripada kopi arabika dan robusta (500 – 700 kg/Ha/tahun). Pasar ekspor kopi liberika ; Malaysia, Singapura, Brunai dan Filipina
SEJARAH KOPI LIBERIKA
Liberika diyakini berasal dari nama daerah di Liberia (Afrika) yang kemudian digunakan untuk menamakan jenis kopi ini. Pada tahun 1875, Pemerintah Hindia Belanda mendatangkan Kopi Liberika ke Indonesia, untuk menggantikan kopi Arabika yang dirusak oleh penyakit Hemileia vastatrix. Namun ketahanan Liberika hanya bertahan sampai tahun 1907, karena terserang juga penyakit Karat daun. Meski memiliki ketahanan yang lebih baik dibanding arabika, namun pada akhirnya jenis tanaman liberika diganti dengan jenis kopi robusta.
Di pulau Jawa, kopi Liberika mulai populer pada tahun 1880 – 1905. Di masa lalu, liberika dibudidayakan dan dicintai oleh petani Indonesia. Tetapi sekarang mulai ditinggalkan. Sebab, berat biji kopi kering hanya sekitar 10% – 12% dari berat biji kopi basah.
KOPI LIBERIKA
Ukuran Biji Kopi Dan Rendemen : Biji kopi Liberika ukurannya lebih besar dibanding Arabika dan Robusta. Rendemen 12%, sehingga bobot keringnya merosot dari bobot basahnya. Ketinggian tempat tanam : Tumbuh optimal di dataran rendah baik di tanah mineral maupun tanah gambut. Toleransi tinggi pada tanah kurang subur, mudah dibudidayakan. Potensi dikembangkan pada lahan gambut.
Aroma : Memiliki aroma menyengat seperti Nangka sehingga dijuluki sebagai Kopi Nangka. Cita rasa : Rasanya pahit walaupun tidak sepahit Robusta. Biasanya dalam penyajiannya Kopi Liberika di blender dengan susu. Kadar kafein : Kandungan kafein 0,7 – 1,2% lebih rendah dari kopi Robusta dan Arabika, yang membuat rasa agak pahit. Harga Kopi Liberika : Green Bean Rp 41.000 -48.000/kg.
Banyak ditanam di daerah Jambi, Meranti-Riau dan Kalimantan. Dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah. Toleransi tinggi terhadap kondisi tanah kurang subur/Marginal. Dapat bertahan pada tanah berpasir, tahan terhadap kekeringan, cuaca basah dan hidup subur di Tanah gambut. Peluang pengembangan pasar cukup menjajikan (Malaysia, Singapura, Brunai dan Filipina). Turunan dari Liberika adalah Kopi Excelsa, yang ukuran buahnya lebih kecil dari Liberika
PERBEDAAN BIJI DAN BUAH KOPI
KENAPA DI TANAH GAMBUT ?
Tanah gambut Indonesia yang bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian masih luas (10 juta ha). Pengelolaan untuk pertanian menghadapi banyak kendala: pH rendah, kandungan hara rendah, tingkat keracunan Fe tinggi, daya menahan beban rendah, kering tidak dapat balik, potensi emisi CO2 tinggi, air berlebih dsb. Pengelolaan yang tepat dapat mengamankan gambut dari degradasi/kerusakan (kehilangan C organik dapat ditekan). Kopi Liberika teruji berkembang dan berproduksi baik di tanah gambut (Prov. Jambi, Riau dan Kalteng)
KEBUN KOPI LIBERIKA DI TANAH GAMBUT
KELEBIHAN PENANAMAN KOPI LIBERIKA DI TANAH GAMBUT
Kopi berbuah sepanjang tahun (panen setiap bulan) dengan 2 kali masa panen raya. Meski rendemen lebih rendah (10%), tetapi produksi biji kopi tahunan lebih baik dibanding Robusta dan Arabika. Ditingkat petani bisa rata-rata 1 ton/ha. Pengembalian kompos sisa hasil kopi ke gambut bisa mempertahankan kesuburan gambut . Kopi Liberika penangkap CO2 udara yang baik, berpotensi mengkonservasi karbon tanah gambut. Pangsa pasar utama; ekspor ke Malaysia dan Singapura
JENIS GAMBUT YANG SESUAI
Penanaman lebih sesuai pada gambut: Saprik dan Hemik, agak kurang sesuai pada gambut fibrik (perlu di dahului tindakan pematangan gambut) Tidak sesuai pada gambut dalam (> 2 m) Kedalaman muka air gambut > 40 cm. Pada gambut muka air lebih dangkal, ancaman kematian tinggi karena sering tergenang, dan keragaan tanaman kurang baik.
KERAGAAN KOPI LIBERIKA 4 TAHUNAN PADA TANAH GAMBUT MUDA (A) DAN MATANG (B)
KOPI LIBERIKA DI TANAH GAMBUT DENGAN ARAS AIR DANGKAL/SERING TERGENANG AIR, KURANG SESUAI UNTUK LIBERIKA
VARIETAS LIBERIKA TUNGKAL KOMPOSIT (LIPTUKOM), LIM 1 & LIM 2
Tanjung Jabung Barat. Tahan Penyakit karat daun dan PbKo. Mutu citarasa bagus (rata-rata mencapai 7). Tumbuh baik di Dataran rendah < 700 m dpl, mampu beradaptasi di lahan gambut .
PERSIAPAN LAHAN
Pembersihan lahan/semak: herbisida dan pembersihan akar-akar semak (terutama pakis). Bila gambut fibrik, penanaman sebaiknya 1 tahun sesudah pembukaan gambut dan lubang tanam berumur > 6 bulan . Bila gambut hemik dan saprik, lubang tanam ditanami setelah 2 – 3 bulan Menunggu waktu tanam, sebaiknya dimanfaatkan untuk penyiapan bibit kopi atau tanah gambut digunakan untuk budidaya tanaman semusim. Bila digunakan untuk tanaman semusim, gambut diberi kapur sebanyak 3 ton/ha (tergantung pH gambut.
PENANAMAN
Pengadaan bibit; Bila bibit didatangkan perlu adaptasi/aklimatisasi 4 mingguan. Bila penyemaian, biji disemai pada bedeng (gambut ditinggikan 20 cm diberi campuran pasir 5 cm pada bagian atas), dan diberi naungan (para net/daun kelapa/alang-alang dsb). Biji ditanam 0,5 cm jarak 3 x 5 cm. Benih dipolibagkan setelah 3 bulan, dibawah naungan. Media dalam polibag: campuran tanah mineral + pupuk kandang dengan rasio 4:1 (4 bagian tanah:1 bagian pupuk kandang)
Pembuatan parit drainase / cacing (jarak antar parit 10 – 20 m), ukuran 40 x 60 cm (tergantung kedalaman gambut). Penyiapan dan penanaman tanaman penaung (pinang, kelapa, dsb (tanaman pinang teruji baik di Tanjabbar Jambi dengan jarak tanam: 6 x 3 m). Pengajiran agar jarak tanam teratur: 3 x 3 m atau 3 x 4 m. Penyiapan lubang tanam (bila gambut fibrik 6 bulan sebelum tanam). Ukuran lubang : 40 x 40 x 30 cm. Penambahan pupuk kandang 5 kg dan kapur 200 g per lubang . Penanaman: tinggi bibit > 60 cm/umur bibit 10 – 12 bulan dan tanah gambut penutup lubang tanam dipadatkan secara perlahan
KOPI LIBERIKA DAN PENAUNG POHON PINANG DI TANAH GAMBUT TANJABBAR JAMBI
PEMELIHARAAN
Agar pertumbuhan kopi optimal, tanaman harus dipelihara dari semenjak kecil. Secara berkelanjutan tanaman diberi pupuk kandang 5 kg/pohon, kapur 200 g/pohon pertahun sampai tanaman mulai berbuah . Saat mulai berbuah umur 3 tahun, pupuk kandang ditingkatkan 10 kg dan kapur 300 gr/pohon per tahun . Selanjutnya kompos sisa hasil selalu dikembalikan ke tanah gambut
PEMUPUKAN
PERWATAN LAIN
Pemangkasan dilakukan ketika tinggi pohon sudah mencapai ± 1,5–2 meter (umur ± 1 tahun). Pohon dipangkas tingginya 1,5–2 meter dan dibentuk menyerupai payung. Pembersihan parit dan gulma. Pemangkasan tunas-tunas air, dan dahan yang mengarah ke batang, agar intensitas cahaya optimal untuk proses fotosintesis. Tindakan pemangkasan tersebut sebaiknya rutin dilakukan sebelum aplikasi pupuk organik dan anorganik (2 x setahun). Cara ini terbukti lebih efektif dalam meningkatkan pembentukan buah
PANEN
Umur 2 tahun pohon kopi liberika belajar berbuah (buah pasir) dan buah pertama harus dibuang. Umur 2,5 tahun sudah mulai berbuah ceri. Kopi liberika akan siap dipanen ketika berumur 3 tahun. Pemanenan dilakukan setiap bulan Panen raya 2 kali setahun, biasanya bulan Mei-Juni dan November-Januari. Setelah panen, pohon kopi dipangkas dan dibuang cabang-cabang tuanya dan disesuaikan kembali tingginya ke posisi 1,5–2 meter.