PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABAI

LIMA TEPAT PERLINDUNGAN TANAMAN

Foto 1. Tepat Sasaran
Foto 2. Tepat Pestisida
Foto 3. Jenis Pestisida
Foto 4. Tepat Waktu
Foto 5. Tepat Takaran
Foto 6. Tepat Cara

HAMA  PENTING  TANAMAN  CABAI

KUTU KEBUL (Bemisia tabaci)

Foto 7. Kutu Kebul (Bemisia tabaci)

Kutu Kebul senang tinggal di bagian bawah helai daun. Kutu menghisap cairan daun sehingga tanaman tumbuh terhambat.  Kutu Bemisia menyebarkan /menularkan berbagai virus penyebab penyakit, antara lain vrus kuning (TYLC) pada tanaman cabai. Kutu Kebul bersifat polifag.  Sampai saat ini ada 500 tumbuhan yang menjadi inangnya.

TANAMAN BUDIDAYA : kapas, kentang, terung, tembakau, bunga melati, kembang sepatu, krisan, kacang hijau, kacang panjang, kedelai, kacang merah, pepaya, tomat, cabai, mentimun, melon ,semangka, buncis dan lada.  GULMA : babadotan,cacabean, srunen, kecubung dan ciplukan. PENGENDALIAN : Dengan menggunakan pestisida berbahan aktif Asefat, Diafentiuron dan Thiamethoxam

Foto 8. Siklus Hidup Bemisia tabaci
Foto 9. Penularan Virus Kuning

THRIPS SPP.

Foto 10a. Gejala Serangan Thrips pada Bunga
Foto 10b. Gejala serangan Thrips pada daun

Telur diletakkan di dalam daun. Nimfa terdiri dari dua instar, diikuti periode pra pupa dan pupa. Pupa berada di dalam tanah. Serangga dewasa tidak dapat terbang  sempurna, penyebarannya lebih banyak dibantu oleh angin.  Perkembangannya sangat cepat pada musim kemarau.  Daur hidup di dataran rendah : 7 – 12 hari. PENGENDALIAN :  dengan bahan aktif diafenturon 1-2%, profenofos 2-3%, tiametoksam 2-4 gr/10 lt, abamektin 0,5-1 %

TUNGAU/MITE (Tetranychus spp.)

Foto 11. Tungau/Mite (Tetranychus spp.)

Gejala serangan tungau ditandai dengan wana kecokalatan pada daun Tungau bersembunyi dibalik daun.  Daun yang terserang menjadi terpelintir, menebal, dan ujung tanaman mati PENGENDALIAN : disemprot dengan diafenturon 50 SC konsentrasi 1-2 ml/lt, , Abamektin 0,5-1 ml/ltr

SOLUSI MENGATASI SERANGAN VIRUS KUNING DI TANAMAN CABE

PERLAKUAN DI PERSEMAIAN ATAU PEMBIBITAN

Foto 12. Perlakuan di Persemaian Cabai

Semprot /kocor dengan  2 gram Tiametoksam / 1ltr air untuk 1 M2 area Persemaian . Saat bibit  berdaun 2-4 helai atau 2 – 3 kali di persemaian (umur 1, 2 dan 3 minggu)

MENANAM TANAMAN PENGHALANG

Foto 13. Tanaman Penghalang Kutu abu rokok

PEBERSIHAN KEBUN DARI GULMA

Foto 14. Tanaman Inang Virus TYLC

KUTU DAUN KAPAS  (Aphis gossypii)

Foto 15. Kutu Daun Kapas (Aphis gossypii)

BERKEMBANG BIAK : partenogenesis, sangat cepat pada musim kemarau.  Imago : bersayap dan tidak bersayap. Sayap terbentuk jika populasi tinggi. Nimfa berwarna hijau kekuningan, sedangkan imago berwarna hitam. Lama periode nimfa  6 hari. PENGENDALIAN : semprot dengan pestisida berbahan aktif tiametoksam, Imidaklorfit, acefat

KUTU DAUN PERSIK (Myzus persicae)

Foto 16a. Kutu daun persik (Myzus persicae)
Foto 16b. Gejala Serangan Kutu pada Daun

GEJALA SERANGAN : Secara Langsung Daun terserang menjadi keriput seperti terpuntir dan berwarna kekuningan tanaman  cabai menjadi layu dan akhirnya mati.  Secara Tidak Langsung Vector virus, Daun menjadi kecil-kecil dan serangan lanjutan mengakibatkan tanaman menjadi kerdil. PENGENDALIAN : gunakan pestisida berbahan aktif Abamektin, Asefat, Alfa sipermetrin, Beta siflutrin, Klorpirifos, Sipermetrin, Imidakloprid, Profenofos dan Thiamethoxam

HELICOVERPA  SP.

Foto 17a. Gejala serangan pada bunga
Foto 17b. Gejala serangan pada buah

LARVA :  Warnanya bervariasi, yaitu hijau kekuningan, hijau kecoklatan atau kehitaman, dengan garis di bagian lateral. Tubuhnya ditutupi rambut halus. TELUR : Telur berbentuk bulat, diletakkan secara tunggal dalam jumlah yang banyak, pada bagian atas tanaman inang.

Foto 18 Larva Helicoverpa sp
Foto 19. Telur Helicoverpa sp.

HELICOVERPA  SP.  (= Heliothis  sp.)

Foto 20. Helicoverpa sp. (= Heliothis sp.)

Hama ini disebut juga ulat buah, karena umumnya menyerang tanaman cabai pada saat mulai berbuah. Polifag, tanaman inang lain adalah tomat dan kedelai. Tersebar luas di Indonesia, terdapat di dataran rendah dan tinggi (sampai ± 2000 meter dari permukaan air laut). Biasanya instar pertama menyerang buah yang masih hijau. Buah yang terserang menunjukkan gejala berlubang.  Pada musim hujan, serangan ulat buah ini akan terkontaminasi oleh cendawan, sehingga buah yang terserang akan membusuk. Serangga betina mampu menghasilkan ± 1000 butir telur. Daur hidupnya di dataran rendah ± 35 hari. PENGENDALIAN :  dengan Benomil, lamda sihalotrin, deltametrin.

ULAT GRAYAK (Spodoptera litura)

Foto 21a. Ulat grayak (Spodoptera litura)
Foto 21b. Gejala Serangan Ulat Grayak pada Daun

Gejala serangan pada daun oleh larva yang masih kecil berupa bercak putih menerawang karena epidermis atas ditinggalkan. Larva yang sudah besar merusak tulang daun dan buah. Serangan berat dapat menyebabkan tanaman gundul Gejala serangan pada buah cabai : lubang yang tidak beraturan pada permukaan buah. PENGENDALIAN :  dengan  pestisida berbahan aktif profenofos, lamda sihalotrin, benomil

LIRIOMYZA SP. – leafminer

Foto 22. Liriomyza sp. – leafminer

GEJALA AWAL : Bintik-bintik kecil pada daun karena tusukan ovipositor lalat betina. Perkembangan selanjutnya tampak liang korok putih,  yang menunjukkan aktivitas makan larva. Tanaman inangnya sangat banyak.  PENGENDALIAN :  dengan pestisida berbahan aktif  Abamektin/siromazin 0,5-1%

PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN CABAI

OLEH JAMUR : Bercak daun (Cercospora capsici),  Embun tepung (Oidium sp.),  Patah ranting/teklik (Choanephora sp.),  Busuk batang/buah (Phytophthora spp.),  Layu batang (Fusarium spp.),  Antraknosa/patek (Gloeosporium spp.).  OLEH BAKTERI : Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum).   OLEH VIRUS : Virus mosaik/belang,  Virus kerupuk

BERCAK DAUN (Cercospora spp.)

Foto 23. Bercak daun (Cercospora capsici)

GEJALA : Bercak bulat kecil kebasahan, daun menguning dan gugur.  PENGENDALIAN : Semua daun yang terserang dipetik dan dibakar, penyemprotan fungisida secara berseling Penyemprotan dengan bahan aktif  difenokonazole   dengan konsentrasi 0,5 cc/l.  Penyemprotan pertama pada saat gejala awal timbul.   Interval penyemprotan 7-10 hari

BUSUK KUNCUP/PATAH RANTING (Choanephora sp.)

Foto 24a. Busuk kuncup (Choanephora cucurbitarum)
Foto 24b. Busuk kuncup (Choanephora cucurbitarum)

GEJALA : Ranting tanaman yg terserang coklat kehitaman,mematikan ujung tanaman. PENGENDALIAN : Pengaturan sirkulasi udara dan drainase,sterilisasi media semprot.       Penyemprotan dengan anti jamur (fungi) dengan bahan aktif Mandipropamid, klorotalonil.  Eradikasi tanaman yang sakit sangat dianjurkan.

BUSUK BATANG/BUAH (Phytophthora sp.)

Foto 25a. Busuk batang/buah (Phytophthora sp.)
Foto 25b. Busuk batang/buah (Phytophthora sp.)

GEJALA : busuk pada batang tanaman layu dan mati, bercak pada tepi daun, buah coklat basah gugur dan mati. PENGENDALIAN : Memetik daun dan memotong batang yang terserang, Penyemprotan dengan Mefenoksam/Mancozeb MZ  4/64 WP.  Konsentrasi 3 g/l.  Penyemprotan awal preventif, interval penyemprotan 2 minggu dialternasi dengan fungisida kontak

EMBUN TEPUNG (Oodium sp)

Foto 26. Embun Tepung (Oodium sp)

PENGENDALIAN : Semprotkan dengan menggunakan bahan aktif Difekonazole.

PENYAKIT  LAYU  BAKTERI (Ralstonia soalanacearum)

Foto 27a. Penyakit Layu bakteri (Ralstonia soalanacearum)
Foto 27b. Penyakit Layu bakteri (Ralstonia soalanacearum)

GEJALA : daun muda layu, daun tua menguning. PENGENDALIAN : Drainase harus bagus, jangan sampai ada air tergenang, pencelupan bibit dengan larutan bakterisida

LAYU FUSARIUM (Fusarium Oxysporum)

Foto 28. Layu Fusarium (Fusarium oxysporum)

GEJALA : Memucatnya tulang daun sebelah atas dan menunduknya tangkai. PENGENDALIAN : Pengapuran lahan, pengaturan sistem pengairan, penceluban bibit pada larutan fungisida, tanaman terserang dicabut,dan rotasi tanaman

ANTHRACNOSE (Colletricum capsici)

Foto 29. Anthracnose (Colletotricum capsici)

GEJALA : Infeksi dengan bercak coklat kehitaman kemudian busuk,mengering dan keriput PENNGENDALIAN : Semua buah yg terserang segera dipanen dan dipisahkan dari buah sehat lalu dibakar, merendam beni dengan air hangat dicampurh fungisida,dan penyemprotan fungisida bahan aktif  Ezibenzolar -S- methyl 1 %, Mancozeb 48 %.  Aplikasi pertama : sebelum ada serangan, saat pembentukan buah pertama   (45-55 HST),  konsentrasi Ecibenzolar atau Mancozeb 1.25 g/l. Volume air : 300-800 l/ha. Interval penyemprotan : seminggu 2 kali.