Panen Kakao Meningkat 88% Berkat Aplikasi POC D.I. GROW

Nyoman Widarta atau yang biasa dipanggil Bp. Wayan merupakan salah satu petani kakao di Kp. Bali di salah satu daerah transmigrasi Sulawesi. Selain bertani beliau juga menjadi salah satu pengusaha pupuk dan pestisida. Kebiasaannya bertani dan membantu petani menyediakan sarana produksi pertanian, membawanya mengenal dan menjadikannya salah satu Agen pupuk DIGrow yang berhasil.

Pupuk DIGrow yang ia pasarkan ini juga telah ia gunakan selama satu tahun lebih untuk meningkatkan hasil produksi kakao miliknya. Menurutnya berbagai macam produk yang ia kenal, selalu ia uji coba terlebih dahulu di kebun miliknya sebelum di pasarkan ke petani binaannya. Karena menurutnya semua produk pasti menawarkan yang terbaik bagi petani, namun yang sesuai dengan karakteristik daerahnya perlu ia uji coba sendiri.

Dan ternyata DIGrow dapat membuktikan,  sehingga sampai saat ini Bp. Wayan masih menggunakan untuk kebun kakaonya sendiri bahkan merekomendasikan ke petani-petani yang lain.

Awal mulanya mengenal DIGrow, Bp. Wayan diminta mencarikan Pupuk tersebut oleh salah seorang petani binaannya yang pernah mendengar kehebatan pupuk DIGrow dari sanak famili di luar kota.

Namun karena keterbatasan akses informasi, beliau kesulitan menemukan alamat kantor DIGrow hingga pada suatu saat majalah bulanan yang selalu rutin ia beli menghadirkan informasi tentang pupuk DIGrow. Hingga saat ini permintaan petani akan pupuk DIGrow pun nilainya semakin bertambah dari bulan ke bulan, ucapnya dengan bangga.

Hasil penggunaan DIGrow pada kebun kakao miliknya telah berhasil mencapai angka panen 15 sak per hektar (1 sak = ± 30 kg) atau sebesar 450 kg/ha. Angka ini merupakan dua kali lipat dari hasil panen yang biasa ia dapat jika tidak menggunakan Pupuk DIGrow, yaitu berkisar antara 7-8 sak per hektar atau sekitar 240 kg/ha. Di musim ini, kebetulan harga DIGrow juga mengalami peningkatan.

Harga per sak biji kakao mencapai ± Rp. 1 juta,-. Dengan bangga beliau mengaku sangat puas menggunakan DIGrow. Apalagi di tambah dengan kondisi buah yang lebih tahan terhadap serangan PBK, biji buah yang putih bersih dan timbangan berat biji per sak yang sangat padat. DIGrow SUUUAAANGAATTT OKEE..!!!

Keterangan Gambar Sampul:

Foto Bapak Mangku dan Bapak Nyoman Widarta, di Tolai, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah