Budiyono, SE. MM., Desa Pule, Kec. Kandat ,Kab Kediri – Jawa Timur
Produk Nasional gula tahun 2014 mencapai 2.579.000 ton, Konsumsi Rumah Tangga 2.695.000 ton sehingga minus 125 ton, Produk Jawa Timur tahun 2014 adalah 1.260.632 Ton Konsumsi Rumah Tangga 450.000 ton surplus 810.632 ton ditribusi gula untuk konsumsi Rumah Tangga di Indonesia tidak lancar karena serbuan gula rafinasi.
Perkembangan areal dan produksi gula di Jawa Timur tahun 2014 areal 219,11 ha Produksi Tebu 16.482.567 ton Rendemen 7.66% produk gula 5.77 ton/ha, HPP s/d Agustus 2014 Rp 8.500/kg harga lelang lebih rendah dari HPP Rp 7.500.- s/d Rp 8.000. sehingga petani merugi tidak dapat penutupi HPP.
Bertolak dari data tersebut sehingga petani mencoba dan mengupayakan salah satu dari Regulasi Perda 17/2012 dan Pergub 87/2014 untuk meningkatkan produktivitas dan Rendemen Tebu dengan bentuk pembangunan KBD ( Kebun Bibit Dasar) berupa pembibitan Bibit Bud Chip jenis tebu adalah PS.92752 yang belum dirilis Pemerintah.
Tingkat produktivitas dan mutu bahan baku tebu berkualitas tergantung pada genetik dan lingkungan tumbuh, genetik akan menentukan sifat bawaan bibit tebu dan lingkungan yang mempengaruhi adalah iklim dan kesuburan tanah, serta rekayasa atau teknik budidaya yang digunakan.
Salah satu contoh adalah penggunaan pupuk yang berkualitas yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan tingkat rendemen. Hal ini sejalan dengan fungsi pupuk DI GROW yakni mengoptimalkan pertumbuhan dan meningkatkat hasil rendemen.
PEMBIBITAN
Aspek budidaya tebu ini difokuskan bagaimana menciptakan bibit tebu dengan metode seedling tray atau disebut dengan metode colombia (BUD CHIP), secara konvensional bibit tebu dapat diperoleh dari biji, stek batang/bagal, lonjoran, rayungan, ceblokan, setek pucuk, bud chip dan but set.
Kali ini keunggulan bibit tebu sistim bud chip sangat mudah, praktis, dijamin pertumbuhannya dan menguntungkan secara ekonomis, bagaimana mewujudkan impian tersebut walaupun SOP tidak dilakukan sepenuhnya seperti Hot water adalah sebagai berikut:
Persiapan lahan pembibitan
Buat bedengan ukuran 120 cm x 800 cm atau 130 cm x 1.000 cm, tinggi bedengan 20cm dari dasar lahan pembibitan, pasang mulsa plastik hitam perak untuk menahan tumbuhnya gulma. Persiapkan polybag ukuran 12cm X 17cm sebanyak 11kg untuk 8.700 bibit polybag. Persiapkan media tanam terdiri tanah,kompos,serbuk gergaji atau sekam dengan Perbandingan ( 1:1:1).
Seleksi Bakal Bibit
Lakukan pengambilan permata tumbuh pada batang tebu menggunakan alat plong mata. Kemudian rendam dalam air dengan campuran fungisida sistemik dan insektisida sistemik. kemudian berikan DI GROW 50 cc untuk setiap ember cucian, lama perendaman bibit tidak lebih 30 menit, upayakan bibit tetap segar yaitu tidak lebih 12 jam sudah tertanam dalam polybag.
Analisa biaya pembibitan disarkan pada faktor produksi belaka misalnya kebutuhan optimal yang diperlukan tanaman yaitu : Bibit, Kompos, Pupuk, obat, tenaga kerja dan peralatan lainnya serta sewa lahan tidak diperhitungkan karena sudah tersedia.
POTENSI RENDEMEN
Dari percobaan bibit bud chip dengan aplikasi DI GROW sebagai suplemen tambahannya dengan mengurangi pupuk kimia 50% dapat dibuktikan bahwa kuantitas bobot tebu maupun kualitas rendemen, menunjukkan bukti yang akurat pada musim tanam tahun 2014 sebagai bahan pembanding adalah mulai periode 2 sampai periode 12 menunjukan hal hal sebagi berikut : Sebagai ilustrasi keberhasilannya kami bandingkan dari beberapa periode antara tanaman yang menggunakan DI GROW dengan yang tidak dalam bentuk tabel sebagai berikut
KESIMPULAN :
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan DI GROW per hektarnya menunjukkan peningkatan baik Bobot, Rendemen dan Gula Kristal, sebagai perbandingan jika TIDAK MEMAKAI DI GROW hanya menghasilkan 887 Kw, sedangkan dengan MEMAKAI DI.GROW hasil panen mencapai 1.352 kw, Pengurangan Pupuk Kimia 50 % diganti dengan pemakaian pupuk DI.GROW sebanyak 7 Liter, Rendemen jika TIDAK MEMAKAI DI GROW hanya mencapai 7.61% sedangkan dengan MEMAKAI DI GROW hasilnya rendemen mencapai 9,17%, otomatis perolehan gula juga beda ,jika tanpa DI GROW hasil gula hanya 40.69 kw gula sedangkan dengan DI GROW menghasilkan 76.41 kw gula, dengan demikian penghasilan bersih petani meningkat 53.63% atau dari Rp 32.920.000 menjadi Rp 61.374.842. SUNGGUH LUAR BIASA..!
Dengan bukti yang tak terbantahkan, menggunakan DI Grow secara berkelanjutan tanah kita semakin subur dan peningkatan kualitas rendemen maupun kuantitas tonase tebu tidak diragukan lagi, maka harapan pemerintah untuk mewujutkan Swasembada Gula bisa segera tercapai. DI GROW MEMANG OK….!!!